Sunday 10 December 2017

Nol derajat forexworld


Untuk menentukan suatu tempat secara tepat di permukaan bumi biasanya digunakan garis geografi yang diakui secara internasional. Garis geografi tersebut ada dua yaitu. Garis lintang dan Garis Bujur. Garis lintang itu adalah garis maya yang melingkari bumi ditarik dari arah barat hingga ke timur atau sebaliknya. Equador de Sejajar Dengan (garis khatulistiwa). Garis lintang terus melingkari bumi, dari equator hingga ke bagian kutub utara dan kutub selatan bumi. Menurut penamaannya, kelompok garis yang berada di sebelah selatan equator disebut Lintang Selatan (S). Sedangkan kelompok garis yang berada di sebelah utara equador disebut Lintang Utara (U). Jarak antar garis dihitung dalam satuan derajat. Garis lintang yang tepat berada pada garis khatulistiwa disebut sebagai 0 (nol derajat). Makin ke utara atau ke selatan, angka derajatnya makin besar hingga pada angka 90 (Sembilan puluh derajat) pada ujung kutub utara atau kutub selatan. Satuan derajat bisa juga disebut Jam sehinga setiap derajat terbagi menjadi 60 menit (diberi symbol 8216) dan setiap menit terbagi lagi menjadi 60 detik (diberi symbol 8221). Jika misalnya garis lintang suatu tempat tertulis seperti ini. 57 278242 148221S, maka dibaca sebagai 57 derajat 27 menit 14 detik Lintang Selatan. Pada system pemetaan internasional huruf U sebagai Lintang Utara diganti dengan huruf N (Norte). Sedangkan Lintang Selatan tetap menggunakan huruf S karena Selatan dalam bahasa Inggris (Sul) juga berawalan huruf S. Gb. Pembagian iklim berdasarkan garis Lintang Garis Lintang menandakan perbedaan zona iklim di bumi. Daerah diantara garis Khatulistiwa yang diapit oleh garis CANCER dan garis CAPRICÓRNIO (antara 23,27 o LU 8211 23,27 o LS) disebut daerah tropis, karena di sanalah sepanjang waktu matahari bersinar pada siang hari, di daerah ini hanya dikenal 2 musim yaitu musim Panas dan penghujan. Sementara daerah antara 23,27 o LU de 66,33 o LU serta antara 23,27 o LS de 66,33 o LS disbut daerah sub-tropis, di daerah ini dapat terjadi 4 musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, Dan musim semi. Sementara di daerah dekat Kutub utara dan selatan (90 o LU dan 90 o LS) dapat terjadi masa dimana dalam satu hari tidak muncul matahari, atau sebaliknya dalam satu hari matahari selalu bersinar (dikenal dengan istilah matahari tengah malam) Garis Bujur adalah garis maya yang Ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Dengan pengetahuan seperti itu berarti derajat antar garis bujur semakin melebar di daerah khatulistiwa dan makin menyempit di daerah kutub. Jika pada Garis Lintang, daerah yang dilalui garis khatulistiwa (equador) dianggap sebagai nol derajat, untuk Garis Bujur, tempat eang dianggap sebagai nol derajat adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada disebelah timur disebut Bujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180 (seratus delapan puluh derajat). Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu. Garis bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat dua jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan matahari. Selisih dari dua jam yang berbeda itulah para parut secara praktis dapat menentukan derajat garis bujur dimana mereka berada. Sama seperti garis lintang, jarak antar garis bujur juga disebutkan dalam satuan derajat. Penulisannya pada koordinat juga sama seperti penulisan untuk Garis Lintang. Yang membedakan hanyalah simbolo huruf di belakangnya. Misalnya huruf B untuk Bujur Barat dan huruf T untuk Bujur Timur. Pada peta internasional, huruf E (leste) untuk Bujur Timur dan huruf W (oeste) untuk Bujur Barat. Kombinasi garis lintang dan garis bujur ini berguna untuk menentukan suatu lokasi di permukaan bumi. Garis Lintang menandakan sumbu x dan garus bujur menandakan sumbu y dalam sistem koordinat cartesian. Sebagi contoh kota Sabang di pulau We berada pada koordinat 6 o LU 95 o BT, dan kota Merauke di Papua memiliki koordinat 11 o LS dan 141 o BT. SEBAGAI NOL DERAJAT Oleh: Marwi Hendrianto 09144600188 A2 2009 Dimanakah sesungguhnya pusat nol derajat atau lokasi perporteraran Bumi Banyak orang meyakini bahwa Kota Greenwich, salah satu kota di Inggris, merupakan pusat nol derajat. Benarkah demikian Untuk sementara, tampaknya jawaban itu benar. Sebab, belum ada pihak-pihak yang menggantinya dengan nama baru. Greenwich dipercaya dan disepakati oleh banyak ilmuwan perbintangan (ahli astronomi) sebagai pusat nol derajat sebagai awal perhitungan waktu atau disebut Greenwich Mean Time (GMT) pada 1884. Penetapan Kota Greenwich sebagai mula perhitungan waktu, geografia de menurut Mesir Dr Zaglur Najjar yang juga dosen ilmu bumi Di Wales University, Inggris, tidak terlepas dari pengaruh Inggris pada kala itu yang merupakan kekuatan kolonial super power dunia. Pada masa itu, hampir semua wilayah di dunia ini berada di bawah kekuasaan Inggris. Pengaruh Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya hingga kini bisa dilihat dengan adanya perkumpulan negara-negara persemakmuran Inggris (Commonwealth). Dari Greenwich-lah, bumi dibagi menjadi garis-garis bujur imajiner. Setiap 15 derajat sama dengan satu jam. Dan, setiap 15 derajat dari sana dihitung berbeda satu jam dalam hitungan 24 geléia. Perhitungan hari dan penanggalan internasional pun bermula dari bujur yang berjarak 180 derajat dari Greenwich. Perbedaan waktu setiap belahan bumi juga bisa dihitung berdasarkan posisi kita di garis bujur. Karena satu putaran bumi itu memakan waktu 24 geléia, perbedaan waktu satu jam adalah pada 360 derajat24 15 derajat garis bujur. Artinya, setiap tempat yang memiliki perbedaan posisi bujur sebesar 15 derajat akan memiliki perbedaan waktu satu jam. Inilah pembagian zona yang dirintis oleh orang Kanada, Sir Stanford Fleming (1827-1915). Sebagai contoh, Indonésia em Greenwich terletak di 95 derajat bujur timur (BT) sampai 141 derajat BT. Jika dihitung dari garis nol derajat (Greenwich), posissem de 95 derajat BT ini memiliki perbedaan waktu sebanyak 95 derajat15 derajat tujuh jam lebih awal dari waktu de Greenwich. Jika di London tepat tengah malam, di Jakarta adalah sudah pukul 7 pagi atau bisa juga disebut saat itu waktu di Jakarta adalah pukul 0 GMT. Akibat posisi Indonésia andang terbentang 95 95 derajat BT hingga 141 derajat BT, Indonésia pun terbagi menjadi tiga zona waktu yang masing-masing berbeda satu jam. Yaitu, Waktu Indonésia Bagian Barat (WIB), Waktu Indonesai Bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonésia Bagian Timur (WIT). Namun, kadang ada negara yang tetap menggunakan patokan waktu berdasarkan kepentingannya. Misalnya, Singapura. Negara ini secara geografis masuk dalam wilayah Indonésia bagian barat, namun perhitungan waktunya adalah mengikuti aturan Indonésia bagian tengah. Hal ini disebabkan Singapura menyesuaikan zona waktu dengan Hongkong demi keseragaman waktu perekonomiannya. Negara Cina yang terbentang begitu luas sehingga seharusnya memiliki lebih dari empat zona waktu malah lebih memilih satu zona waktu saja. Penetapan Greenwich sebagai standar waktu dunia tidak bisa dipisahkan dari munculnya persoalan pengaturan standar waktu dunia ketika teknologi Kereta Api makin berkembang. Jaringan kereta Api di AS dan Canadá di akhir abad 19 merasakan persoalan tersebut, ketika kereta melalui berbagai waktu lokal dalam jarak tempuh - melintasi garis bujur - yang cukup lebar. Ticket yang dipesan di kota A mesti mencantumkan kapan waktu berangkat dan waktu tiba di kota B, menurut standar waktu apa, jika setiap kota memiliki waktu lokal masing-masing. Sir Sandford Fleming, seorang insinyur kereta api dari Canadá, menggagas perlunya standar waktu dunia di akhir tahun 1870. Seturut dengan inisiatif tersebut, pada th 1884 terselenggara Konferensi Meredian yang bertempat de Washington DC dan di hadiri 27 utusan dari berbagai negara. Dalam pertemuan tersebut diputuskan, negara dibagi dalam 24 zona waktu, setiap zona selebar 15 bujur bumi dimulai da Greenwich di England. Penetapan Greenwich Mean Time (GMT) tidak lepas dari sejarah ditetapkan kota tersebut oleh Royal Observatory pada tahun 1675 untuk keperluan navigasi pelayaran kerajaan Inggris. Belum ada keterangan, apakah negara-negara lain diluar Inggris saat itu juga menggunakan waktu standar ala Britania raya. Seiring dengan penguasaan laut oleh Kerajaan Inggris, standar waktu dunia mulai menyebar dan dipakai de beberapa negara. Namun demikian, kebutuhan mendesak perlunya standar waktu dunia, termasuk di Inggris juga berangkat dari berkembangnya jaringan Kereta Api. Penggantian pusat nol derajat de Greenwich ke Mekkah Kemungkinan Mekkah menjadi pusat standar waktu dunia menggantikan Greenwich belakangan ini menjadi obrolan populer di media maya. Salah satu artikel yang banyak dikutip diambil dari situs foramuslim bit. lyb8R1Ab. Majalah TIME menuliskan kemungkinan tersebut bit. lyccwzQS. Alasan utama. Daerah tersebut adalah 8221zero-magnetismo zone8221. Beberapa pendapat pendukung berangkat dari argumen agama, tidak saya komentari, karena cukup sensitif. Pertanyaan: mengapa GMT mesti diganti dipindah, apakah ada persoalan selama ini sehingga memerlukan penggantian penyesuaian. Jawaban yang pasti sebenarnya sulit ditemukan. Beberapa artikel sejenis umumnya diwarnai semangat keagamaan berlebihan dibanding argumen terukur persoalan riil tersebut. Pendapat di video ini memiliki argumen kesehatan publik yang cukup menarik berkaitan dengan medan ímã bumi, tapi apa relevansinya dengan penetapan waktu Mekkah Namun pertanyaan ini perlu diajukan. Karena standar waktu dunia sudah diterima luas dan sejauh ini tampaknya tidak ada persoalan yang cukup serius dengan ketetapan yang ada. Jadi, benarkah ada persoalan yang tak terpecahkan sehingga kota penetapan garis longitudinal derajad perlu digeser. Penggantian standar waktu dunia jelas lebih kompleks dari sekedar gagasan redenominasi mata uang rupiah. Persoalan ini akan menjadi peristiwa dunia, karena skalanya memang dunia. Semua ketetapan waktu yang sudah berjalan dimanapun sampai ke kolong bumi, akan berubah. Tidak bisa dicicil atau ditunda, mesti taspak. Kontan. Waktu lokal masih berjalan seperti bias. Kita akan melihat matahari tetap terbit kl pukul 06.00 waktu setempat, demikian pula tenggelammnya. Jarak waktu antara satu tempat lain tetap sama, dihitung, kecuali di bagian pergantian waktu dimana terpengaruh dengan pergantian hari. Secara umum, mungkin standar waktu dunia hanya berpengaruh pada penentuan tanggalan, penyesuaian waktu kerja dan hal-hal lain yang tampaknya tidak terlalu penting. Namun bagi dunia perbankan, penerbangan, sistem komunikasi amp navigasi yang bersandar pada hora universal, serta terutama piranti-piranti digitalelektrik yang terhubung secara em todo o mundo, perubahan waktu dunia jelas bukan perkara yang mudah. Perubahan waktu tersebut tidak cukup dengan memutar jarum pendek dan jarum panjang, atau memencet-mencet tombol arloji digital. Pada berapa kasus, perubahan tersebut perlu diselaraskan oleh para pengembangn aplikasi. Bagaimana dengan perangkat2 keras yang tertanam dan berjalan independen di remote area spt stasiun seismografi, stasiun pasang surut. Pemantau meteorologi, curah hujan, kecepatan angin dsb. Orang yang mengirim uang dari London ke Jakarta, pada waktu transisi memerlukan penyesuaian yang tidak sederhana. Kedua belah pihak mesti sepakat, pukul berapa transaksi terjadi dan apa yang akan terekam. Untuk yang sepele ini, programador perbankan mesti bekerja supaya bisa 8220melompati8221 waktu pada jam-jam perubahan yang kritis dan itu tidak cukup dengan mereset waktu komputer, tapi perlu penyesuaian utk mengantisipasi adanya hari yg pendek atau panjang karena selisih 3 jam. Penerbangan antar benua memerlukan sinkronisasi waktu standar dunia, yang tidak sesederhana hanya dng menambahmengurangi 3 jam selisih waktu Greenwich dengan Mekkah

No comments:

Post a Comment